MEMBENTUK RUMAH
TANGGA YANG ISLAMI
Muhammad Shalih Al
Munajjid
MUQODIMAH
Segala puji bagi Allah, kita memuji, memohon pertolongan, serta ampunanNya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan nafsu-nafsu kita dan dari kejahatan amal perbuatan kita. Barangsiapa yang ditunjuki oleh Allah maka tidak ada yang bisa menyesatkannya dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah maka tak seorangpun yang bisa menunjukinya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah yang tiada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan Allah.
Rumah Adalah
Nikmat
Allah Subhanahu wa Ta'ala
berfirman :
"Dan sesungguhnya Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal." (An-Nahl : 80)
"Dan sesungguhnya Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal." (An-Nahl : 80)
Ibnu Katsir rahimahullah
berkata: "Allah Subhanahu wa Ta'ala menyebutkan kesempurnaan nikmatNya atas
hambaNya, dengan apa yang Dia jadikan bagi mereka rumah-rumah yang merupakan
tempat tinggal mereka. Mereka kembali kepadanya, berlindung dan memanfaatkannya
dengan berbagai macam manfaat"1.
Banyak sekali kegunaan rumah bagi
seseorang. Ia adalah tempat makan, tidur, istirahat, dan berkumpul dengan
keluarga, isteri dan anak-anak, juga tempat melakukan kegiatan yang paling
pribadi dari masing-masing anggota keluarga. Allah berfirman :
"Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu". (Al-Ahzab :33)
"Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu". (Al-Ahzab :33)
Jika kita renungkan keadaan
orang-orang yang tidak memiliki rumah, yakni orang-orang yang hidup di
pengasingan, di emper-emper jalan serta para pengungsi yang terusir di
perkemahan-perkemahan sementara, niscaya kita memahami benar nikmatnya ada di
rumah.
Tentu kita akan terenyuh dan haru
mendengar orang misalnya dia mengatakan : "Saya tidak punya tempat tinggal
tetap, terkadang saya tidur di rumah si Fulan, terkadang di kedai kopi, kebun
atau di pantai, lemari bajuku ada di dalam mobil."Dengan demikian kitapun akan
memahami makna keberserakan karena tidak memiliki tempat tinggal atau rumah.
Ketika Allah menyiksa orang-orang
Yahudi Bani Nadhir, Allah mengambil dari mereka nikmat rumah ini, Allah
mengusir mereka dari kampung halaman mereka. Allah berfirman :
"Dialah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara Ahli Kitab dari kampung-kampung pada saat pengusiran pertama kali."(Al-Hasyr:2)
"Dialah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara Ahli Kitab dari kampung-kampung pada saat pengusiran pertama kali."(Al-Hasyr:2)
Kemudian firmanNya :
"Mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang beriman. Maka ambillah (kejadian itu) untuk pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan". (Al-Hasyr : 2)
"Mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang beriman. Maka ambillah (kejadian itu) untuk pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan". (Al-Hasyr : 2)
Yang Mendorong
Seorang Muslim Memperhatikan ISHLAH (Perbaikan) Rumahnya
- Menjaga diri dan keluarga dari api
Neraka jahannam dan selamat dari siksa yang menyala-nyala.
Allah berfirman :
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan".(At-Tahrim : 6)
- Besarnya tanggung jawab yang
dibebankan terhadap pemimpin rumah di hadapan Allah pada hari perhitungan.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Sesungguhnya Allah Ta'ala akan meminta pertanggung jawaban kepada setiap pemimpin atas apa yang dipimpinnya, apakah ia menjaga kepemimpinannya atau melalaikannya, sehingga seorang laki-laki ditanya tentang anggota keluarganya".Hadits Hasan, diriwayatkan oleh An-Nasa'i dalam Isyratun Nisaa', hadits no 292 dan Ibnu Hibban dari Anas dalam Shahihul Jami' , no.1775; As-Silsilah Ash- Shahihah no.1636.
Rumah adalah tempat menjaga diri
dan keselamatan dari berbagai kejahatan dan menolak dari bahaya manusia lain;
rumah adalah tempat perlindungan ketika terjadi fitnah.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Beruntunglah orang yang menguasai lisannya dan lapang rumahnya serta menangis atas kesalahannya." Hadits Hasan, diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam Al-Mu'jamul Ausath dari Tsauban dan terdapat dalam Shahihul Jami', no.3824.
Dan beliau bersabda :
"Lima hal yang barangsiapa mengerjakan salah satu daripadanya maka ia akan mendapat jaminan dari Allah. Yaitu : orang yang menjenguk orang sakit, orang yang pergi berperang, atau orang yang masuk kepada pemimpinnya dengan maksud menegurnya atau mengingatkannya, atau ia duduk di rumahnya sehingga orang-orang selamat dari (ganggguan)nya dan ia selamat dari (gangguan) mereka. Hadits riwayat Ahmad (5/241) "Keselamatan seseorang dalam fitnah yaitu ia senantiasa mendiami rumahnya." Hadits Hasan, diriwayatkan oleh Ad-Dailami dalam Musnadul Firdaus dari Abu Musa; terdapat dalam Shahihul jami' no.3543, dan lafazh dalam Sunan oleh Ibnu Abi 'Ashim, no.1021. Dalam takhrij ia mengatakan : "Hadits ini shahih ". Orang muslim akan merasakan faedah ini ketika ia dalam keadaan terasing, saat ia tidak bisa mengubah kemungkaran-kemungkaran yang ada, maka dia memiliki tempat berlindung ketika kembali ke rumahnya. Rumah itu akan menjaga dirinya dari perbuatan dan pandangan yang dilarang, menjaga isterinya dari tabarruj (pamer kecantikan dan hiasan) serta menjaga anak-anaknya dari teman-teman yang jahat.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Beruntunglah orang yang menguasai lisannya dan lapang rumahnya serta menangis atas kesalahannya." Hadits Hasan, diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam Al-Mu'jamul Ausath dari Tsauban dan terdapat dalam Shahihul Jami', no.3824.
Dan beliau bersabda :
"Lima hal yang barangsiapa mengerjakan salah satu daripadanya maka ia akan mendapat jaminan dari Allah. Yaitu : orang yang menjenguk orang sakit, orang yang pergi berperang, atau orang yang masuk kepada pemimpinnya dengan maksud menegurnya atau mengingatkannya, atau ia duduk di rumahnya sehingga orang-orang selamat dari (ganggguan)nya dan ia selamat dari (gangguan) mereka. Hadits riwayat Ahmad (5/241) "Keselamatan seseorang dalam fitnah yaitu ia senantiasa mendiami rumahnya." Hadits Hasan, diriwayatkan oleh Ad-Dailami dalam Musnadul Firdaus dari Abu Musa; terdapat dalam Shahihul jami' no.3543, dan lafazh dalam Sunan oleh Ibnu Abi 'Ashim, no.1021. Dalam takhrij ia mengatakan : "Hadits ini shahih ". Orang muslim akan merasakan faedah ini ketika ia dalam keadaan terasing, saat ia tidak bisa mengubah kemungkaran-kemungkaran yang ada, maka dia memiliki tempat berlindung ketika kembali ke rumahnya. Rumah itu akan menjaga dirinya dari perbuatan dan pandangan yang dilarang, menjaga isterinya dari tabarruj (pamer kecantikan dan hiasan) serta menjaga anak-anaknya dari teman-teman yang jahat.
- Sesungguhnya sebagian besar
manusia menggunakan waktunya di dalam rumah, terutama pada musim panas dan
dingin yang menyengat, pada musim hujan, permulaan dan akhir siang, ketika
selesai dari kerja atau sekolah, karena waktu-waktu tersebut semestinya
digunakan dalam ketaatan, jika tidak tentu akan habis untuk melakukan hal-hal
yang dilarang.
- Ini yang terpenting, bahwa perhatian terhadap rumah merupakan sarana yang paling besar untuk membangun masyarakat muslim. Karena sebuah masyarakat ini terdiri dari rumah-rumah. Rumah-rumah adalah unsur dasar suatu masyarakat. Rumah-rumah itu membentuk suatu perkampungan dan perkampungan-perkampungan itu adalah masyarakat. Jika unsur dasarnya baik, niscaya akan kuatlah masyarakat kita dengan hukum-hukum Allah, tegar dalam menghadapi musuh-musuh Allah, memancarkan kebaikan dan tidak menimbulkan kejahatan.
Dari sebuah rumah yang Islami akan
lahir penopang-penopang perbaikan bagi masyarakat, berupa da'i-da'i teladan,
penuntut ilmu, mujahid yang sesungguhnya, isteri shalihah, ibu pendidik dari
unsur pembangun kebaikan lainnya.
Jika sedemikian penting problem
tersebut, sementara rumah-rumah kita penuh dengan kemungkaran dan kelalaian,
meremehkan dan melampaui batas, maka dari sini timbul tanda tanya besar:
APA SARANA-SARANA
UNTUK MEMPERBAIKI RUMAH?
Kepada para pembaca, penulis
suguhkan jawabannya, nasehat-nasehat dalam persoalan ini, mudah-mudahan Allah
memberi manfaat kepada kita dengannya, dan mudah-mudahan Allah mengarahkan
semangat putra-putri Islam untuk membawa risalah (tugas) perbaikan rumah
Islami dari awal.
Nasehat ini dimaksudkan untuk dua hal, mendapatkan maslahat (kebaikan) yakni dengan amar ma'ruf atau mencegah kerusakan yakni menghilangkan kemungkaran. Semoga bermanfaat. 1. Tafsir Ibnu Katsir, cet. Daarusy Sya'bi,4/509
Nasehat ini dimaksudkan untuk dua hal, mendapatkan maslahat (kebaikan) yakni dengan amar ma'ruf atau mencegah kerusakan yakni menghilangkan kemungkaran. Semoga bermanfaat. 1. Tafsir Ibnu Katsir, cet. Daarusy Sya'bi,4/509
Tidak ada komentar:
Posting Komentar